![]() |
Gunung Bawakaraeng di Sulawesi Selatan |
Gunung
Bawakaraeng adalah sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan. Gunung dengan ketinggian sekitar 2830 mdpl ini biasanya menjadi tujuan
wisata, terutama bagi sobat yang
gemar berpetualang di alam bebas. Gunung Bawakaraeng sendiri mempunyai arti
Gunung Mulut Tuhan yang diambil dari bahasa Makassar dan diyakini oleh
masyarakat setempat memiliki banyak kisah mistis. Berdasarkan pengalaman dari
beberapa orang yang pernah mengunjungi Gunung Bawakaraeng, mereka banyak
mengalami kejadian mistis seperti melihat arwah seorang wanita berbaju merah,
penampakan manusia tanpa kepala sehingga penampakan perkampungan gaib. Bagi
beberapa masyarakat di sana, Gunung Bawakaraeng juga diyakini sebagai tempat
pertemuan para wali dan dianggap sebagai tempat yang sakral. Para penganut
keyakinan ini biasanya akan melaksanakan ibadah Haji di puncak Gunung Bawakaraeng
pada bulan Zulhijjah atau bulan bagi umat Muslim lainnya melaksanakan ibadah Haji
di Tanah Suci Mekkah. Di bulan yang sama, mereka akan melaksanakan salat Idul
Adha di puncak gunung tersebut.Tak bisa dipungkiri, Gunung Bawakaraeng sebenarnya memiliki banyak
keunikan tersendiri dari sisi keindahan panorama alam maupun budaya yang
disajikannya. Saya harap hal tersebut bisa menjadi pertimbangan sobat untuk mengunjungi tempat ini,
terutama bagi yang gemar berpetualang di alam bebas. Berikut adalah 4 keunikan
Gunung Bawakaraeng yang sempat saya rangkum pada artikel kali ini.
1. Danau Tanralili
![]() |
Danau Tanralili |
Danau Tanralili terletak di ketinggian 1454 mdpl. Menurut masyarakat setempat, Danau Tanralili adalah sebuah danau
yang terbentuk secara alami ketika terjadi longsor di Gunung Bawakareng pada
tahun 2004 silam. Meskipun tergolong tempat wisata yang masih baru, danau ini
memiliki banyak pengunjung tiap minggunya. Untuk sampai di danau ini, sobat harus menempuh rute selama 2-3 jam
dari kota Makassar. Jalan yang dilewati adalah jalan poros Malino, Tinggi
Moncong, Kabupaten Gowa yang berjarak kurang lebih 60 Km. Harap berhati-hati
ketika melewati rute ini karena jalannya agak sedikit rusak dan terdapat banyak
belokan yang agak tajam. Setelah melewati rute tersebut, sobat akan sampai di desa terakhir yang disebut desa Lengkese. Kendaraan
sebaiknya sampai di sini saja dan bisa
dititip di rumah warga setempat. Untuk biaya registrasi masuk sendiri hanyalah
sejumlah Rp. 2000 sahaja.
Setelah itu, saatnya melalui rute dengan berjalan kaki. Rute
yang dilewati memang agak ekstrim dan bikin napas naik turun tapi yakin saja
bahwa sobat akan mendapat imbalan
yang setimpal. Sepanjang jalan, sobat akan
disuguhkan dengan struktur bebatuan yang sangat indah dan sobat juga masih bisa melihat sisa-sisa longsor yang pernah terjadi
dahulu.
![]() |
Pemandangan Pohon Pinus di Danau Tanralili |
![]() |
Tenda Para Pengunjung di Danau Tanralili |
Kemudian
dapat terlihat juga deretan tenda warna warni milik pengunjung yang lain. Sekedar
saran sob, jangan lupa untuk
menikmati dinginnya air danau tersebut.
Note: Sampah dibawa pulang.
Hehehe
2. Lembah Hijau Ramma
![]() |
Pemandangan Lembah Ramma dari Puncak Tallung |
Lembah Ramma adalah lembah hijau yang terletak di pertengahan
Gunung Bawakaraeng. Untuk mencapai lembah ini, bukanlah suatu pekerjaan yang
mudah meskipun ia dijuluki sebuah lembah. Sobat
harus melewati banyak tanjakan dan turunan yang ekstrim untuk bisa mencapai
lembah ini. Rute yang dilewati juga cukup memakan waktu yang lama yaitu sekitar
2-4 jam dari desa terakhir.
Rute kita dimulai dari Makassar, dimana rute yang dilewati
adalah rute yang sama saja ketika sobat ingin
ke danau Tanralili. Hanya berbeda di desanya sahaja. Desa yang kita tuju adalah
desa Lembanna yang terletak di kaki Gunung Bawakaraeng. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, butuh waktu 2-4 jam untuk mencapai Lembah Ramma dari
desa ini. Sepanjang perjalanan, kita akan menghadapi medan yang agak ekstrim
berupa jalan bebatuan dan melewati sekitar 4 anak sungai. Akan tetapi,
pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan sangatlah luar biasa. Sobat bisa melihat hijaunya tumbuhan
vegetasi lumut yang memenuhi batuan dan pepohonan, tumbuhan paku dan pepohonan
khas hutan tropis Gunung Bawakaraeng selama perjalanan. Jika sobat kelelahan saat perjalanan, singgahlah
sejenak di salah satu anak sungai untuk beristirahat melepas dahaga dengan
dinginnya air anak sungai tersebut.
![]() |
Tenda Para Pengunjung di Lembah Ramma |
Sebelum mencapai Lembah Ramma, sobat pasti akan melewati puncak Tallung. Di ketinggian ini, sobat bisa melihat Lembah Ramma yang
hijau menghampar luas dari kejauhan. Selain itu, sobat juga bisa melihat air terjun dan danau-danau termasuk danau
Tanralili dari ketinggian ini. Dari puncak Tallung, sobat selanjutnya akan melewati penurunan yang agak curam hingga mencapai
Lembah Ramma. Setelah tiba, enjoy and feel
the sensation of Lembah Hijau Ramma.
3. Puncak Gunung
Bawakaraeng
Lautan Awan di Puncak Bawakaraeng |
Gunung Bawakaraeng mempunyai ketinggiaan 2830 mdpl. Ketika sobat berhasil mencapai puncaknya, sobat akan terpesona akan pemandangan hamparan bumi menghijau yang luas dan lautan biru dari ketinggian ini. Puncak Bawakaraeng sendiri merupakan puncak yang terbuka dan luas. Dari sini, sobat bisa melihat puncak Gunung Lampobattang yang masih dalam pegunungan yang sama dengan Gunung Bawakaraeng.
Tepat di bawah puncak, terdapat
hamparan luas lagi berupa lapangan hijau yang dipenuhi rerumputan. Biasanya,
lapangan ini dijadikan tempat upacara untuk penyambutan 17 Agustus bagi yang
ingin merayakan hari kemerdekaan di Gunung Bawakaraeng. Uniknya, juga terdapat sebuah lubang yang menyerupai sumur dan berisi air yang bersih dan jernih di
lapangan yang berjarak tidak jauh dari puncak ini. Makanya, lokasi ini cocok
untuk dijadikan tempat beristirahat atau membangun camp karena adanya sumber
air. Bila sobat beruntung, lautan
awan putih juga akan terlihat dari puncak ini jika cuaca sedang bersahabat.
4. Ritual Haji di Gunung
Bawakaraeng
![]() |
Ritual Haji Bawakaraeng |